Kamis, 29 Desember 2011

Keluarga Samara


NAMA           : KUNKUN.DARUKUTNI.WIDAD

NIM                : 12110746    

Keluarga Samara

            Membangun rumah tangga samara itu seperti layaknya membangun rumah, fondasinya adalah taqwa. Di atas fondasi itu dibangun pilar-pilar atau tiang-tiang utama yang berupa sifat Qawwam Suami. Cantik atau tidaknya bangunan, tergantung dari penempatan dan pengaturan dinding yang berfungsi sebagai pembentuk bangunan tadi, serta sebagai pembatas dari area luar dan penyekat antara ruangan, dinding ini adalah Sifat Shalihat Seorang Istri.
            Pada dinding, ada jendela yang berfungsi sebagai pengatur keluar masuknya cahayamatahari dan udara segar. Makin baik jendela tadi berfungsi, tentu makin lancar pula sirkulasi cahaya dan udara segar, jendela inilah Sifat Qanitat isteri.Di dinding juga ada pintu, yang berfungsi sebagai tempat lalu lalangnya orang-orang yang keluar masuk rumah, saat tertentu pintu itu dibuka dan disaat lain ditutup, inilah fungsi Hafizhat seorang isteri.Sebuah bangunan juga membutuhkan atap sebagai pelindung dari panas maupun hujan, inilah yang disebut AL QUR’AN
            Sebagai Mu`asyarah Bil-ma`ruf, yang harus ditegakkan di dalam kehidupan berumah tangga. Sakinah,Mawaddah wa Rahmah (SAMARA)adalah seuntai kata yang didamba setiap keluarga. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang melangkah membangun mahligai perkawinan tanpa mengharapkan terwujudnya ketenteraman, cinta dan kasih sayang dalam rumah tangganya kelak.
            Maka demi harapan itu pulalah orang berlomba mencarinya dengan visi dan persepsinya masing-masing. Ada yang beranggapan bahwa samara akan diperoleh apabila terpenuhinya Aspek material, sehingga mereka berlomba mencarinya dalam rumah-rumah megah, dalam mobil-mobil mewah atau dalam tumpukan harta yang melimpah. Sementara yang lain mengira bahwa samara ini hanya akan terwujud dengan lantunan dzikir dan untalan do`a yang tak kenal lelah, sehingga mereka tak jemu menunggunya dengan hanya bermunajat di dalam rumah.
            Namun ternyata mereka tidak mendapatkan SAMARA di dalam itu semua. Kalaupun terkadang muncul perasaan bahagia, kebahagiaan itu dirasakan semu belaka. Sebab rasa bahagia, sedih, tenang, gelisah, tenteram, galau, cinta dan kasih sayang, itu semua terletak di di dalam kalbu.
            Kalbu adalah tempat bersemayamnya perasaan sakinah, mawaddah wa rahmah. Oleh karenanya, untuk mendapatkan samara, setiap pasangan perlu melakukan pra-kondisi terhadapan kalbu agar siap menerima kehadirannya. Tanpa pengondisian hati atau kalbu, niscaya ia tidak mendapatkannya sama sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan Anda posting komentar