Segala
puji hanya untuk Allah yang telah menurunkan ketenangan dalam hati,
dan nikmat yang masih sempat kita nikmati hingga saat ini. Allah-lah
yang menurunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelas
atas petunjuk itu. Sholawat dan salam terucap kepada Rasulullah
Muhammad, seorang da'i pembaharu, pemimpin, dan panutan terbaik bagi
umat yang membawa risalah Islam.
Alhamdulillah, kali ini
kita masih diberikan kesempatan luar biasa dan tak ternilai harganya,
yakni bertemu karena Allah. Kita sama-sama meluangkan waktu untuk
sama-sama belajar, yang tentunya bukan hanya pengetahuan yang didapat
tapi juga lingkaran silaturahmi, meski jarak memisahkan namun semoga
Allah mengikat hati-hati kita dalam tautan yang lebih indah, Ukhuwah
Islamiyah, seperti yang akan saya tuliskan sore ini.
Ukhuwah
(persaudaraan) antar muslim satu dan lainnya adalah sendi paling pokok
dalam membentuk tatanan masyarakat Islam yang kokoh, yaitu Islam yang
menegakkan keadilan bagi semua makhluk Allah, Islam yang membentangkan
kepada siapa saja kasih sayang untuk semua umat manusia. Tanpa
memandang negara, suku ataupun golongan. Islam memberikan rasa damai.
Allah
menurunkan Islam sebagai 'hudan linnaas', petunjuk bagi umat manusia.
Sebagai petunjuk, Islam membuat manusia yang tidak lagi hanya tersekat
pada batas-batas wilayah dan garis keturunan. Sebagai agama fitrah,
Islam tidak menafikan hubungan yang terbentuk atas kesamaan asal wilayah
dan muasal keturunan. Pada sisi lain, Islam menciptakan sebuah
perasaan dekat lain, yaitu semangat keber-agama-an (seiman dan seagama)
meskipun berangkat dari ketidaksamaan pada asal keturunan atau muasal
daerah. Semangat ini disebut Ukhuwah Islamiyah, persaudaraan atas
kesamaan akidah.
MAKNA UKHUWAH ISLAMIYAH
Kata
ukhuwah berakar dari kata kerja akha, misalnya dalam kalimat “akha
fulanun shalihan”, (Fulan menjadikan Shalih sebagai saudara). Makna
ukhuwah menurut Imam Hasan Al Banna: Ukhuwah Islamiyah adalah
keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan aqidah.
Ukhuwah
bukan saja mencirikan kualitas ketaatan seseorang terhadap ajaran
Allah dan Rasul-Nya, tetapi juga sekaligus merupakan salah satu
kekuatan perekat sosial untuk memperkokoh kebersamaan. Fenomena
kebersamaan ini dalam banyak hal dapat memberikan inspirasi solidaritas
sehingga tidak ada lagi jurang yang dapat memisahkan silaturahmi di
antara sesamanya. Karena itu, semangat ukhuwah ini secara sederhana
dapat terlihat dari adanya sikap saling memahami untuk menumbuhkan
interaksi dan komunikasi. Ukhuwah Islamiyah sendiri menunjukkan jalan
yang dapat ditempuh untuk membangun komunikasi di satu sisi, dan di
sisi lain, ia juga memberikan semangat baru untuk sekaligus
melaksanakan ajaran sesuai dengan petunjuk Al-Qur'an serta teladan dari
para Nabi dan Rasul-Nya.
Dua pernyataan Nabi SAW, dalam
menggambarkan ukhuwah. Pertama, persaudaraan Islam yang
dipersonifikasikan ke dalam sosok jasad yang utuh, yang apabila salah
satu dari anggota badan itu sakit, maka anggota lainnya pun turut
merasakan sakit. Hal ini menunjukkan pentingnya unsur solidaritas dan
kepedulian dalam upaya merakit bangunan ukhuwah menurut pandangan Islam.
Sebab Islam menempatkan setiap individu dalam posisi yang sama.
Masing-masing memiliki kelebihan, lengkap dengan segala kekurangannya.
Sehingga untuk menciptakan wujud yang utuh, diperlukan kebersamaan untuk
dapat saling melengkapi. Kedua, persaudaraan Islam itu juga
mengilustrasikan wujud bangunan yang kuat, yang antara masing-masing
unsur dalam bangunan tersebut saling memberikan fungsi untuk memperkuat
dan memperkokoh. Ini juga menunjukkan adanya faktor usaha saling tolong
menolong, saling menjaga, saling membela dan saling melindungi.
Interaksi
manusia dengan sesamanya harus didasari keyakinan bahwa, semua manusia
adalah bersaudara, dan bahwa anggota masyarakat Muslim juga saling
bersaudara. Ukhuwah mengandung arti persamaan dan keserasian dalam
banyak hal. Karenanya persamaan dalam keturunan mengakibatkan
persaudaraan, dan persamaan dalam sifat-sifat juga membuahkan
persaudaraan. Persamaan dalam cita dan rasa merupakan faktor yang sangat
dominan yang menjadikan seorang saudara merasakan derita saudaranya.
Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial, perasaan tenang dan nyaman
berada bersama jenisnya dan dorongan kebutuhan ekonomi bersama juga
menjadi faktor penunjang rasa persaudaraan itu. Islam menganjurkan untuk
mencari titik singgung dan titik temu, baik terhadap sesama Muslim,
maupun terhadap non-Muslim.
DASAR PERINTAH UKHUWAH DALAM ISLAM
a). Ayat AL-Qur'an
Orang-orang
beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah
(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap
Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (Al Hujuraat : 10)
Hai
orang-orang beriman, jangan suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain
(karena) boleh jadi merka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka
(yang memperolok-olok), demikian para wanita jangan mereka
mengolok-olok kaum wanita yang lain, (karena) boleh jadi mereka lebih
baik dari mereka ( yang mengolok-olok), jangan kamu mencela dirimu
sendiri (maksudnya adalah saudaramu), jangan kamu panggil dengan sebutan
yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk
sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertaubat maka mereka itulah
orang-orang yang zhalim (Al-Hujuraat : 11)
Hai manusia,
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al
Hujuraat : 13)
Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian)
harta rampasan perang. Katakanlah: "Harta rampasan perang kepunyaan
Allah dan Rasul, oleh sebab itu bertakwalah kepada Allah dan
perbaikilah perhubungan di antara sesamamu; dan taatlah kepada Allah
dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman. (Al Anfaal :
1) Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar
syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram,
jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang
qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi
Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan
apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu.
Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena
mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat
aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah
amat berat siksa-Nya. (Al Maidah : 2)
b). Hadits
Tidak
sempurna iman seseorang dari kalian sehingga ia mencintai saudaranya
seperti ia mencintai dirinya sendiri (HR. Bukhori dalam kitab shahihnya
Bab: al-Iman no: 12 dan Imam Muslim dalam kitab shahihnya Bab: Iman no:
64).
Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka
hendaknya ia tidak menyakiti tetangganya. Siapa yang beriman kepada
Allah dan Hari Akhir maka hendaknya ia memuliakan tetamunya. Siapa yang
beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaknya ia berkata baik atau
diam (HR. Bukhari Muslim).
Cukuplah keburukan/dosa
seseorang, bahwa ia menghina saudaranya muslim. Setiap muslim atas
muslim lainnya haram darahnya, harta dan kehormatannya (citra baiknya)
(H.R Muslim Bab: al-Birr wash-shilah wal Adab no: 4650).
Tidaklah
dua orang muslim berjumpa, lalu keduanya berjabat tangan, kecuali
keduanya diampuni sebelum keduanya berpisah.” (HR. Abu Daud)
DIMENSI UKHUWAH ISLAMIYAH
Tulang
punggung ukhuwah adalah silaturahmi. Menjalin dan memelihara hubungan
keluarga merupakan suatu tuntunan akhlakul karimah dalam Islam yang
amat penting.
Hai umat manusia! Bertakwalah kepada
Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri dan menciptakan
darinya pasangannya; dan dari keduanya Ia memperkembangbiakkan
sebanyak-banyaknya laki-laki dan perempuan. Bertakwalah kamu kepada
Allah yang dengan nama-Nya kamu selalu meminta dan jagalah hubungan
keluarga. Sungguh, Allah selalu mengawasi kamu (QS An-Nisa‘ : 1).
Muslim
hendaknya pro-aktif dalam bersilaturahmi. Siapa yang berinisiatif
untuk menjaga dan memperbaiki silaturahmi dialah yang lebih baik.
Ukhuwah melahirkan kerukunan hidup dan kesetiakawanan sosial. Komunitas
Muslim tidak akan diperhitungkan keberadaannya jika tidak memelihara
dan membangun jaringan silaturahim. Sebagai contoh bila kita sedang
dalam perantauan, siapa yang paling dekat dengan kita. Bukanlah saudara
kita yang sedarah, namun teman dan tetangga terdekat kita itulah yang
membantu. Bayangkan bila silaturahmi tidak terjalin.
Al-Qur’an mengenalkan lima dimensi ukhuwah:
(1) persaudaraan sesama manusia (ukhuwah insaniyah),
(2) persaudaraan nasab dan perkawinan (ukhuwah nasabiyah shihriyah),
(3) persaudaraan suku dan bangsa (ukhuwah sya’biyah wathaniyah),
(4) persaudaraan sesama pemeluk agama (ukhuwah diniyah),
(5) persaudaraan seiman-seagama (ukhuwah imaniyah).
Untuk
mencontoh bentuk-bentuk dimensi ukhuwah ini, telah dicontohkan oleh
Allah SWT dalam perjalanan Nabi Muhammad beserta kaum muhajirin ke kota
Madinah. Disana kemudian Muhammad mempersaudarakan kedua kaum
tersebut, persaudaraan kuat yang dilandasi oleh keimanan dan kecintaan
semata kepada Allah SWT. Yang kemudian kejadian tersebut menandai apa
yang disebut sebagai hijrah.
Peringkat Ukhuwah Islamiyah
1. Melaksanakan proses ta'aruf (saling mengenal)
2. Melaksanakan proses tafahum (saling memahami)
3. Melaksanakan proses ta'awun (saling menolong)
4. Melaksanakan proses takaful (saling menanggung) muncul setelah ta'awun
Kendala Yang Dihadapi Dalam Ukhuwah
Prinsip
Ukhuwah bukan sesuatu utopis, bukan pula suatu hal yang mustahil
diwujudkan, meskipun mewujudkannya tidak semudah membalikkan telapak
tangan. Setidaknya ada 3 kendala yang dihadapi setiap mukmin di dalam
merealisasi nilai-nilai ukhuwah islamiyah, yaitu:
1. Jiwa yang tidak dirawat
2. Lidah yang tidak dikendalikan
3. Lingkungan yang kurang/tidak kondusif
UKHUWAH ISLAMIYAH, UKHUWAH INSANIYAH dan UKHUWAH JAHILIYAH
Ukhuwah Islamiyah bersifat abadi dan universal karena berdasarkan akidah dan syariat Islam.
Ukhuwah
Jahiliyah bersifat temporer (terbatas waktu dan tempat), yaitu ikatan
selain ikatan akidah (misal: ikatan keturunan orang tua-anak,
perkawinan, nasionalisme, kesukuan, kebangsaan, dan kepentingan
pribadi).
Ukhuwah Insaniyah adalah hubungan baik kepada sesama manusia.
PENUTUP
Ya
akhi wa ukhti fillah, semoga Allah Azza WaJalla me-ridhoi semua proses
silaturahmi kita ini menjadi ikatan persaudaraan yang dilandasi hanya
oleh keimanan, ketaqwaan dan kecintaan kepada Allah. Serta
menghilangkan unsur-unsur kepentingan lain yang tidak di-ridhoi oleh
Allah dalam silaturahmi. Wallahualam Bishowab.
Mohon maaf
bila ada kekurangan dan kesalahan, tidak lebih karena saya hanyalah
mahluk Allah yang dhoif. Kepada Allah saya tunduk dan mohon ampun.
Subhanallahumma wabihamdika, Asyhadu ala ila anta, Astagfiruka waatuubuilaik
Billahi taufik wal hidayah, Wassalamualaikum WrWb
(Pramitha Putri A.K/11094923/11.5B.24)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Anda posting komentar