Kamis, 29 Desember 2011

Membangun kesalehan sosial


NAMA               : DIMAS NURZEN AMINIUDIN
NIM                  : 12.110.883  
KELAS               : 12.2B.24

Kondisi Sosial Bangsa Saat Ini

            Masih adanya krisis di berbagai aspek kehidupan, seperti krisis energi, sulitnya ibu rumah tangga untuk memperoleh gas elpiji dan minyak tanah, antrinya para pengendara bermotor untuk mendapatkan premium, biaya pelayanan kesehatan yang semakin sulit terjangkau, manajemen transportasi yang semakin amburadul, pendidikan yang semakin kehilangan nurani welas asih yang berorentasi kepada akhlak mulia, sungai, air, dan tanah semakin tercemar serta sampah menumpuk di mana-mana sehingga tidak nyaman dipandang mata. Mengapa keadaan itu masih melanda bangsa kita? Maka dengarkanlah dengan iman Firman Allah SWT QS.16: 112 yang artinya “Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tentram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi penduduknya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.”

Allahu akbar 3X walillahilhamd
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah

Al-Quran Surat 16 ayat 112 menjelaskan kepada kita bahwa kendati kekayaan alam melimpah ruah, namun bila setiap pribadi penduduk negeri tidak saleh dan bijak dalam mengelolanya, maka kekayaan sumber alam tersebut tidak akan membawa keberkahan kepada penduduk tersebut, sesuai dengan firman Allah SWT dalam Q.S. 7:96.

Puasa membentuk Kesalehan Individual

            Puasa adalah metode pelatihan untuk mengangkat manusia yang beriman menjadi orang-orang bertaqwa (Q.S.2:183). Taqwa adalah takut melanggar ketentuan Allah, menjaga atau membentengi diri dari berbagai dorongan yang tercela dan perbuatan mungkar, menjaga diri dari tingkah laku liar dan buas rimbawi, dan terhindar dari segala bentuk kemaksiatan serta suasana hati yang selalu ingat kepada Allah SWT. (Q.S.3: 191). Allah SWT selalu hadir dalam suasana hati dan jiwanya. Ia dapat mengendalikan nafsu, sehingga tetap mampu memelihara asetnya yang paling berharga yaitu fitrah; menjadi orang yang saleh secara individual.
Ibadah puasa adalah ibadah sirriyah/secret), manusia bebas, tidak ada pengawasan dari luar, kecuali dari  Allah semata.
            Tidak seorang pun yang dapat mengetahui, apakah seseorang itu puasa atau tidak. Jika ia tidak berpuasa, tidak ada yang tahu, hanya taqwanya kepada Allah sajalah yang mendorongnya untuk benar-benar dan sungguh-sungguh berpuasa. Dia sendirilah yang mengetahui rahasia dirinya, apakah ia berpuasa atau tidak. Ini berarti bahwa dengan puasa, seseorang melatih diri untuk jujur dalam pelaksanaan ibadah dan imannya kepada Allah. Dengan berulang kalinya latihan tersebut (selama satu bulan), maka akan tumbuh dan berkembanglah rasa taqwanya kepada Allah SWT. Ia akan takut dan malu melanggar larangan-Nya. Selanjutnya dengan ikhlas ia akan meninggalkan kenikmatan lahiriah yang bertentangan dengan agama. Lebih jauh perasaan diamati dan diawasi oleh Allah SWT (Ihsan), akan mendorongnya untuk berbuat baik dan menjauhi perbuatan-perbuatan:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan Anda posting komentar