NAMA :
TEDDY SEPTIADI
NIM : 12110901
Menolak Korupsi Membangun Kesalehan Sosial
Korupsi telah menjadi penyakit nomer
wahid di negri ini. Daya jangkitnya tidak mengenal batas. Mulai dari rakyat
biasa, tentara,birokrasi sampai rohaniwanpun terkena virusnya. Lebih parah
lagi, korupsi telah menjadi budaya baru di negri ini. Perilaku korup yang
seharusnya dihindari, berubah menjadi sesuatu yang lumprah dilakukan. Yang
terjadi di sini, korupsi tidak mengalami proses kriminalisme. Tetapi
sebaliknya, korupsi menjadi sebuah perilaku yang wajar dan diterimamasyarakat.
Dari kejahatan korupsi ini, ada
sebuwah titik simpul yang menarik. Ia selalu berujung dari dan pada
penyalahgunaan keuwangan republik. Tidak aneh jika wilayah terbesar arena
(sarang) korupsi pada birokrasi. Data Bang Dunia misalnya, mununjuk lebih dari
20 sampai 40 persen dana anggaran telah dikorupsi para birokrat. Birokrat
menjadi ladang subur tindak korupsi. Sementara BPK mengungkapkan, tahun
anggaran 2002 kemarin, lebih dari RP 30 triliyun dana anggaran kita bocor.
Kenyataan ini menjadi Sebuah
tolak ukur bagi kita bahwa korupsi di negeri sudah sangat parah.
Meminjam istilah
pengamat politik Arbi Sanit, korupsi di negeri ini telah menjadi darah daging.
Tidak salah kalau pangkat Negara terkorup se-Asia melekat di negeri kita.
Korupsi itu seperti kanker yang menggerogoti tubuh yang berjalan mempengaruhi
system, seluruh unsure Negara dan seluruh lapisan masyarakat. Korupsi tidak
mengenal kondisi dan jenis kelamin. Dalam keadaan aman atau perang, lelaki atau
perempuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Anda posting komentar