Tidak bisa dipungkiri
bahwa begitu banyak aspek dalam Islam yang dapat menjadi obyek perbedaan
pendapat, pandangan, dan pemahaman. Namun demikian, terlepas dari jenis
perbedaan tersebut, Nabi menegaskan bahwa perbedaan umatku adalah rahmat. Bahkan
al-Qur’an pun menegaskan bahwa :
“Dan jikalau
Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya.
Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang
yang beriman semuanya?” (QS Yunus:/10:99) "
Ayat ini bisa dimaknai sebagai “restu Allah”
atas perbedaan yang ada pada hamba-Nya, bahkan pun yang paling ekstrim, yakni
antara beriman dengan tidak beriman.Lalu bagaimana kita menyikapi perbedaan
pendapat dalam Islam? Jawabannya begini. Perbedaan pendapat itu ada dua macam :
perbedaan pendapat yang tidak diperbolehkan dan perbedaan pendapat yang
diperbolehkan. Perbedaan pendapat yang tidak diperbolehkan adalah perbedaan
pendapat dalam hal-hal prinsip yang bersifat tunggal. Adapun perbedaan pendapat
yang diperbolehkan adalah perbedaan pendapat dalam hal-hal yang bersifat
cabang, yang memang dalam tabiatnya memungkinkan adanya lebih dari satu
penafsiran atau pemahaman.
Hendaknya
kita mengusahakan kerjasama dalam hal-hal yang kita sepakati dan kita saling
bertoleransi dalam hal-hal yang kita perbedakan.kita hendaknya bisa melakukan
tukar pikiran dengan cara yang baik untuk bisa mencapai kesepakatan jika
memungkinkan atau menemukan pendapat yang lebih kuat. Dalam tukar pikiran,
hendaknya masing-masing pihak siap untuk menerima pendapat yang lebih kuat.dan
seseorang tidak boleh bersikap fanatik dan taklid buta terhadap suatu pendapat
tanpa mendasarkannya pada akal pikiran yang sehat.
Persamaan
pendapat yang benar-benar sama bukan tujuan. Penghapusan perbedaan yang
benar-benar hilang pun bukan harapan. Yang ingin dicapai dan dituju adalah
suasana saling memahami perbedaan sehingga bersama-sama dapat menjalankan
pemahaman dan keyakinan agama yang mungkin berbeda tersebut. Pada titik inilah,
sebuah masyarakat berperadaban akan tumbuh pesat. Karena kearifan akan
melahirkan tindakan yang positif. Dan tindakan positif akan membuahkan kebaikan
di segala lini kehidupan.
(DOLGUSNARDI-12110153-12.2B.24)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Anda posting komentar