Kamis, 29 Desember 2011

Perbedaan Fikih dalam Islam

Tidak bisa dipungkiri bahwa begitu banyak aspek dalam Islam yang dapat menjadi obyek perbedaan pendapat, pandangan, dan pemahaman. Namun demikian, terlepas dari jenis perbedaan tersebut, Nabi menegaskan bahwa perbedaan umatku adalah rahmat. Bahkan al-Qur’an pun menegaskan bahwa :
Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?” (QS Yunus:/10:99) "
            Ayat ini bisa dimaknai sebagai “restu Allah” atas perbedaan yang ada pada hamba-Nya, bahkan pun yang paling ekstrim, yakni antara beriman dengan tidak beriman.Lalu bagaimana kita menyikapi perbedaan pendapat dalam Islam? Jawabannya begini. Perbedaan pendapat itu ada dua macam : perbedaan pendapat yang tidak diperbolehkan dan perbedaan pendapat yang diperbolehkan. Perbedaan pendapat yang tidak diperbolehkan adalah perbedaan pendapat dalam hal-hal prinsip yang bersifat tunggal. Adapun perbedaan pendapat yang diperbolehkan adalah perbedaan pendapat dalam hal-hal yang bersifat cabang, yang memang dalam tabiatnya memungkinkan adanya lebih dari satu penafsiran atau pemahaman.
            Hendaknya kita mengusahakan kerjasama dalam hal-hal yang kita sepakati dan kita saling bertoleransi dalam hal-hal yang kita perbedakan.kita hendaknya bisa melakukan tukar pikiran dengan cara yang baik untuk bisa mencapai kesepakatan jika memungkinkan atau menemukan pendapat yang lebih kuat. Dalam tukar pikiran, hendaknya masing-masing pihak siap untuk menerima pendapat yang lebih kuat.dan seseorang tidak boleh bersikap fanatik dan taklid buta terhadap suatu pendapat tanpa mendasarkannya pada akal pikiran yang sehat.

            Persamaan pendapat yang benar-benar sama bukan tujuan. Penghapusan perbedaan yang benar-benar hilang pun bukan harapan. Yang ingin dicapai dan dituju adalah suasana saling memahami perbedaan sehingga bersama-sama dapat menjalankan pemahaman dan keyakinan agama yang mungkin berbeda tersebut. Pada titik inilah, sebuah masyarakat berperadaban akan tumbuh pesat. Karena kearifan akan melahirkan tindakan yang positif. Dan tindakan positif akan membuahkan kebaikan di segala lini kehidupan. 

(DOLGUSNARDI-12110153-12.2B.24)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan Anda posting komentar